, , ,

Situasi Covid-19 di Indonesia Terkini

by
Covid 19

greenhill-ciwidey.co.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Indonesia mengumumkan bahwa hingga saat ini, belum ada kasus Covid-19 yang disebabkan oleh subvarian KP.1 dan KP.2 di Indonesia. Hal ini diungkapkan oleh Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril, dalam program Sapa Indonesia Pagi yang tayang di Kompas TV pada Rabu, 22 Mei 2024. Subvarian KP.1 dan KP.2 diketahui telah menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 yang signifikan di Singapura. “Alhamdulillah, kalau di Indonesia sampai saat ini belum ada subvarian itu. Kedua juga, lonjakan kasus belum ada,” ujar Syahril.

” Baca Juga: Awal Karir Jeremy Teti dan Ciri Khasnya “

Meskipun belum ada lonjakan besar, Syahril mencatat bahwa kasus Covid-19 masih ada di Indonesia, namun jumlahnya sedikit dan tidak ada laporan angka kematian akibat virus ini. “Jadi di kita masih ada covid itu, hanya sedikit ya, kira-kira 19-20an kasus itu di bawah 30 orang dan angka kematian kita nol ya atau tidak ada. Kita patut bersyukur dan tetap waspada,” lanjut Syahril.

Dominasi Subvarian XBB dan JN

Saat ini, kasus Covid-19 di Indonesia masih didominasi oleh subvarian XBB dan JN. Syahril mengimbau masyarakat untuk tetap waspada dan terus menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. “Tetap ya jadi kita imbau karena covid ini masih ada dengan strain atau mutasi yang baru apa pun bentuknya. Jadi untuk protokol kesehatan dengan 3 M yang dulu ya, pakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak itu tetap dilakukan dengan kesadaran yang tinggi,” tegasnya. Selain itu, Syahril juga mengingatkan masyarakat untuk melakukan vaksinasi Covid-19. terutama bagi mereka yang masa vaksinasi terakhirnya sudah lebih dari enam bulan.

Baca Juga :   Penurunan Jumlah Kantor Bank Menurut Data OJK

Kesiapan Indonesia Menghadapi Lonjakan Kasus

Meskipun ada kekhawatiran terkait lonjakan kasus Covid-19 di Singapura, Syahril menekankan bahwa masyarakat Indonesia tidak perlu khawatir. Pemerintah Indonesia, menurut Syahril, telah sangat siap menangani potensi lonjakan kasus dengan memanfaatkan pengalaman dari penanganan sebelumnya. “Kami ingin meyakinkan masyarakat bahwa apa pun subvariannya tidak usah khawatir karena ini masih menjadi bagian dari satu strainnya omicron. Jadi gejalanya, cara penyebarannya dan juga cara mengatasinya. Kita dengan pengalaman yang lalu mulai dari hulu sampai hilir, insya Allah kita sudah siap dan pengalaman kita membukitikan kita bisa mengatasi dengan cepat,” jelas Syahril.

Lonjakan Kasus di Singapura dan Dampaknya

Di sisi lain, Singapura mengalami peningkatan signifikan dalam jumlah kasus Covid-19 pada pertengahan Mei 2024. Menteri Kesehatan Singapura, Ong Ye Kung, melaporkan sebanyak 25.900 penularan Covid-19 terjadi sepanjang 5-11 Mei 2024. Naik sebesar 90 persen dibandingkan minggu sebelumnya yang mencatat 13.700 kasus. Diperkirakan jumlah kasus ini akan terus meningkat dan mencapai puncaknya antara pertengahan hingga akhir Juni 2024.

” Baca Juga: Harga dan Cara Berlangganan Paket Internet Starlink di Indonesia “

Meskipun ada peningkatan kasus di Singapura, Syahril menegaskan bahwa tidak ada larangan wisata ke Indonesia. Pemerintah Indonesia percaya bahwa mereka mampu mengendalikan situasi dengan baik berdasarkan pengalaman dan kesiapan yang ada. Syahril menekankan pentingnya tetap waspada dan menjaga protokol kesehatan untuk mencegah penyebaran virus lebih lanjut.

No More Posts Available.

No more pages to load.